Selasa, 11 Desember 2012

Partai NasDem Dorong Pengukuhan Sistem Presidensial

Metrotvnews.com, Jakarta: Partai NasDem mendorong upaya mengukuhkan sistem presidensial. Sehingga rencana revisi Undang-Undang Nomor 42 tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (RUU Pilpres) harus mengarah ke tiga parpol dengan perolehan suara terbesar, yang berhak mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres). "Bagaimana kalau yang bisa memunculkan capres adalah tiga parpol urutan pemenang atau tiga besar saja," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Ferry Mursidan Baldan di ruang wartawan Senayan Jakarta, Kamis (6/12). Menurut Ferry, harusnya revisi UU Pilpres ditujukan untuk mengukuhkan sistem presidensial. Ferry menjelaskan jika saat ini angka ambang batas pencalonan capres (presidential threshold) sebesar 20%, harusnya hal itu saja yang perlu dikokohkan. "Usulan Partai NasDem, angka presidential threshold tetap 20%. Jika tidak ada parpol yang mencapai, tiga parpol besar yang boleh mencalonkan," kata Ferry. Dengan demikian, tambah Ferry, parpol lain dipaksa bergabung. Selama ini, tambah Ferry, parpol yang berkoalisi hanya didasari atas tawar menawar. "Jadi jangan buat aturan main yang hanya dibuat untuk menyesuaikan keinginan diri sendiri," katanya. Menurut dia, perdebatan presidential threshold hanyalah soal kepentingan. "Padahal harusnya bagaimana parpol harus dipaksa untuk mau terbuka. Bagaimana parpol bisa secara terbuka untuk menentukan capresnya," kata Ferry. Menurut Ferry, mekanisme perekrutan capres itu harus terbuka. Dengan demikian dimungkinkan agar parpol tidak hanya memilih orangnya sendiri. Dalam UU 42 Tahun 2008 dinyatakan, "Pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan parpol peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pilpres." (MI/RZY)

NasDem Diprediksi Kuda Hitan Pemilu 2014

[JAKARTA] Peneliti Institut Survei Indonesia (INSIS) Mochtar W Oetomo memperkirakan Partai Nasional Demokrat (NasDem) akan menjadi kuda hitam pada Pemilu 2014. "Saya memperkirakan Partai NasDem bisa menjadi kuda hitam, karena partai yang didirikan oleh Surya Paloh tersebut menawarkan perbaikan Indonesia dalam format restorasi," kata Mochtar W Oetomo usai mempublikasi hasil survei INSIS mengenai figur capres alternatif, di Jakarta, Minggu (9/12). Menurut dia, selama tiga kali penyelenggaraan pemilu legislatif pada era reformasi partai politik yang berada pada lingkaran tiga besar hanya partai politik yang itu-itu saja. Masyarakat, kata dia, sudah mengetahui program kerja dan kinerja partai politik tiga besar pemenang pemilu legislatif. "Menghadapi Pemilu 2014, muncul Partai NasDem yang menawarkan perubahan Indonesia dalam konsep restorasi. Ini akan menjadi harapan baru bagi masyarakat," katanya. Di sisi lain, kata dia, partai politik yang selama tiga kali pemilu legislatif selalu berada pada posisi tiga besar, juga memiliki persoalan tersendiri. Ia mencontohkan, Partai Demokrat dan Partai Golkar yang beberapa kali politisinya tersangkut pada kasus dugaan korupsi sehingga menurunkan citra partai. Di Partai Golkar, menurut dia, meskipun sudah mendeklarasikan calon presiden, tapi masih belum 100 persen diterima oleh seluruh kader sehingga kadang-kadang masih muncul riak-riak. "Kondisi ini jika terus berlanjut hingga 2014, maka akan menjadi peluang bagi Partai NasDem untuk merebut simpati masyarakat," katanya. Menurut dia, jika para politisi Partai NasDem bisa memanfaatkan situasi dan peluang yang ada bukan tidak mungkin partai NasDem bisa memperoleh suara pada pemilu legislatif 2014 hingga 10 persen. Selain partai NasDem, Mochtar juga memperkirakan masih ada satu atau dua partai politik baru lainnya yang juga bisa memperoleh suara lima persen hingga 10 persen. [Ant/L-8]

NasDem bisa kejutan di 2014

JAKARTA - Peneliti Institut Survei Indonesia (INSIS) Mochtar W Oetomo Dengan mengatakan, Partai NasDem diperkirakan akan menjadi 'kuda hitam' pada Pemilu 2014. Menurut dia, selama tiga kali penyelenggaraan pemilu legislatif pada era reformasi partai politik yang berada pada lingkaran tiga besar hanya partai politik yang itu-itu saja. Masyarakat, kata dia, sudah mengetahui program kerja dan kinerja 3 parpol besar pemenang Pemilu 2009. "Menghadapi Pemilu 2014, muncul Partai NasDem yang menawarkan perubahan Indonesia dalam konsep restorasi. Ini akan menjadi harapan baru bagi masyarakat," katanya, akhir pekan. Di sisi lain, kata dia, parpol yang selama tiga kali pemilu legislatif selalu berada pada posisi tiga besar juga memiliki persoalan tersendiri. Ia mencontohkan, Partai Demokrat dan Partai Golkar yang beberapa kali politisinya tersangkut pada kasus dugaan korupsi sehingga menurunkan citra partai. Di Partai Golkar, menurut dia, meskipun sudah mendeklarasikan calon presiden, tapi masih belum 100% diterima oleh seluruh kader sehingga kadang-kadang masih muncul riak-riak. "Jika terus berlanjut hingga 2014, akan menjadi peluang bagi Partai NasDem untuk merebut simpati masyarakat," katanya. Menurut dia, jika para politisi Partai NasDem bisa memanfaatkan situasi dan peluang yang ada bukan tidak mungkin Partai NasDem bisa memperoleh suara pada pemilu legislatif 2014 hingga 10%. Selain partai NasDem, Mochtar juga memperkirakan masih ada satu atau dua parpol baru lainnya yang juga bisa memperoleh suara 5%-10%.

NasDem Riau Bertekad Menangkan Pemilu 2014

Metrotvnews.com, Pekanbaru: Partai Nasional Demokrat (NasDem) bertekad memenangkan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019. "Sejauh ini NasDem telah lolos verifikasi faktual tahap awal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan terus mempersiapkan diri untuk memenangkan Pemilu 2014," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Riau, Iskandar Husein, di Pekanbaru, Senin (10/12). Iskandar berharap, NasDem lolos sebagai peserta dalam Pemilu 2014 sehingga seluruh kader bisa ancang-ancang memenangkan Pemilu 2014. "Kami juga sangat berharap keberadaan Partai NasDem dapat menjadi partai yang dipercaya oleh masyarakat, meski baru dalam kancah politik," katanya. Iskandar mengatakan NasDem di Riau sejauh ini, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se Riau sudah mendaftarkan diri untuk jadi peserta Pemilu 2014 ke KPU. "Kami merupakan partai baru. Tapi telah menyerahkan berkas kepengurusan inti DPW Partai NasDem Riau, berikut dengan 12 dewan pengurus ditingkat daerahnya. Dan ini persyaratan yang diamanatkan di dalam undang-undang dan peraturan KPU untuk menjadi salah satu partai ikut pemilu legislatif 2014," katanya. Setelah lolos verifikasi ini, kata dia, tentunya NasDem akan siap berjuang menjadi pemenang. "Tentunya di 12 kabupaten/kota se Provinsi Riau pada Pemilu 2014 mendatang. Oleh karenanya, saya berharap kader-kader dari Partai NasDem untuk bisa memulaikan merakyat," katanya.(Ant/ICH)

Jelang Kongres, Persaingan Ketum Partai Nasdem Makin Ketat

JAKARTA, suaramerdeka.com - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) rencananya menggelar Kongres pada akhir Januari mendatang. Bursa perebutan calon Ketua Umum Partai Nasdem pun makin ketat. Informasi yang beredar, ada sejumlah nama yang dimunculkan oleh pengurus wilayah untuk menjadi Ketua Umum Partai Nasdem mendatang. Yaitu, Surya Paloh, Patrice Rio Capella, Ketua Dewan Pakar Hary Tanoesudibjo, dan anggota Dewan Pembina Nasdem Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto. Keputusan pelaksanaan Kongres sendiri diambil setelah Ketua Majelis Nasional Surya Paloh, Ketua Umum Patrice Rio Capella mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum DPW Partai Nasdem se-Indonesia pada Rabu malam lalu di Jakarta. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai, Surya Paloh akan lebih bisa menjalankan mesin partai kalau menjabat ketua umum. Sebagai ikon partai, dia bisa menambah soliditas dan militansi setiap kader, terutama pengurus daerah. "Sejauh ini, selain Paloh, yang dikenal publik Hary Tanoe. Tapi, saya ragu kalau Hary jadi ketua. Track record dia dalam memimpin massa dan pengalaman politik masih kurang. Kalau untuk urusan bisnis, memang ya," jelasnya saat dihubungi, Sabtu (8/12). Indria tidak sependapat jika Endriartono yang memimpin Partai Nasdem. Selain sebagai orang yang baru bergabung di Nasdem, dia juga tidak punya pengalaman politik. Menurutnya, bila Endriartono jadi ketua umum, justru menghambat perkembangan partai. "Jangan karena mantan Panglima (TNI) terus dijadikan pertimbangan. Track record dia memimpin massa itu tidak ada juga. Orang-orang militer terbiasa dengan garis komando yang jelas dan berpikir hirarkis. Sementara sebagai partai baru yang ingin tumbuh besar lagi, Partai Nasdem perlu orang yang terbuka," katanya. Sementara Rio, lanjut Indria, sekalipun tidak menjadi ikon seperti Surya Paloh, tapi peluang dia bisa memimpin partai sama besarnya dengan Bos Media Grup itu. Karena, bisa jadi memang keberhasilan dia dalam meloloskan partai jadi peserta Pemilu bersama tim di DPP sekarang, tidak diketahui publik. "Kalau memang dia (Rio) dikehendaki partai, tidak masalah," tandasnya. Sementara itu, bagi pengamat politik senior Arbi Sanit, tidak masalah siapapun yang akan jadi ketua umum. Asalkan, proses pemilihannya berlangsung secara demokratis, bukan dengan cara-cara otoritarianisme. "Kalau melalui forum kongres, sah-sah saja Surya Paloh jadi ketua. Tapi jangan dengan cara politik personal, memaksakan diri mengambil alih kepengurusan yang bukan melalui forum resmi partai. Kalau pemaksaan, partai ini tidak akan memiliki masa depan," ujarnya. ( Mahendra Bungalan / CN31 / JBSM )

Nasdem Patok Target 25 Juta Kader

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG--Partai Nasional Demokrat akan merekrut hingga 25 juta anggota kader partai guna menghadapi pemilu tahun 2014, kata Ketua Umum DPP Partai Nasdem Patrice Rio Capella. Ketua Umum Partai Nasdem Patrice menyampaikan hal itu usai deklarasi dan pelantikan pengurus ranting, sayap dan badan partai tersebut di Palembang, Sabtu. Menurut dia, mengejar keanggotan 25 juta yang akan datang, dan memelihara itu sebagai modal untuk mendapatkan elektibilitas lebih baik pada pemilu 2014. Keanggotaan sebanyak 25 juta itu secara nasional, katanya. Ia mengatakan, selain itu untuk menghadapi pemilu tahun 2014 nanti mereka juga menyempurnakan struktur partai sampai pada ke tingkat desa dan tingkat rayon atau rukun tetangga. "Tadi yang datang para pengurus partai dari pelosok Sumsel," ujarnya. Ia menyatakan, mereka juga akan melebarkan sayap partai kepada seluruh segmen yang akan digarap seperti liga mahasiswa tidak ada satupun partai menggarapnya, karena itu partai tersebut mencoba masuk ke kampus-kampus guna mengajak anak-anak muda di daerah untuk berpolitik. Dalam menghadapi pemilu mendatang partai tersebut juga akan memasang calon legislatif potensial untuk duduk di DPR RI, seperti di Sumsel ada dua daerah pemilihan. "Pada hari ini kita rekrutmen, melirik, melihat dan mencermati siapa yang akan dicalonkan di Sumsel untuk bertarung di dua daerah pemilihan dan pada waktunya akan dicalonkan," tuturnya. Ia berharap, partai itu bisa meraih suara sekitar 20 persen secara nasional pada pemilu mendatang. Pada deklarasi dan pelantikan pengurus ranting, sayap dan badan partai tersebut juga hadir Wali Kota Palembang, Eddy Santana Putra sebagai inisiator partai. Redaktur: Taufik Rachman Sumber: antara

Wow! Surya Paloh Akan Ambil Alih Ketua Umum Partai NasDem

Jakarta - Popularitas Partai Nasional Demokrat (NasDem) melesat. Sebagai parpol baru, popularitas NasDem bisa melewati sejumlah parpol menengah. Wow! Namun, di tengah naik daun, NasDem membawa berita mengejutkan! Surya Paloh akan mengambil alih posisi ketua umum. Bibit perpecahan? Rencana ini jelas mengundang pro dan kontra di internal partai di tengah Komisi Pemilihan Umum (KPU) sedang melakukan verifikasi faktual. Apalagi, Surya Paloh yang saat ini menjabat Ketua Majelis Nasional Partai NasDem akan mengambil alih posisi puncak di NasDem, usai verifikasi parpol tuntas. Adalah Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdjianto yang menyebarkan berita mengejutkan itu. "Pak Surya Paloh kan kita semua tahu beliau tokoh politik kawakan tokoh nasional. Kalau beliau yang memimpin langsung kan orang yang berpartisipasi ke NasDem akan lebih banyak. Beliau kan lebih populer dari yang memimpin saat ini," kata Tedjo, yang merupakan Ketua Majelis Pertimbangan Ormas Nasional Demokrat, kepada detikcom, Senin (12/11/2012). Surya Paloh akan mengambil alih posisi sentral di Partai NasDem tersebut pada bulan Januari 2013 nanti. Momentum yang akan digunakan adalah Kongres atau Konvensi nasional perdana Partai NasDem. Hingga saat ini posisi Ketua Umum Partai NasDem masih dipegang oleh Patrice Rio Capella dan Sekjen dipegang Ahmad Rofiq. Keduanya merupakan politisi muda. Menurut Tedjo, pengambilalihan kekuasaan tertinggi di Partai NasDem ini akan memberikan banyak pengaruh bagi Partai NasDem. Apalagi saat ini popularitas Partai NasDem mulai merangkak naik. "Jadi setelah konvensi atau kongres nanti Pak Surya Paloh akan memimpin. Ya justru mendekati Pemilu itu, NasDem harus dipegang orang yang berpengaruh agar popularitas naik dengan cepat," ungkap Ketua Kajian Strategis DPP Partai NasDem ini. Menurut orang yang dipercaya Surya Paloh membawahi seluruh pengurus Partai NasDem se-Jawa Timur ini, posisi ketua umum partai penting dipegang orang populer. "Sebenarnya banyak tokoh di NasDem, tapi siapa yang tak kenal Pak Surya Paloh?," lanjut mantan KSAL ini. Lalu apakah Ketua Umum Partai NasDem yang saat ini menjabat, Patrice Rio Capella akan begitu saja menerima keputusan ini? Padahal mereka juga sudah berjuang keras meloloskan NasDem dalam verifikasi parpol di KPU. "Jadi dia ditugaskan oleh Pak Surya Paloh diberikan mandat untuk membentuk partai. Karena kita kan sudah menjadi badan hukum partai pada 11 November 2011 lalu. Apa pun namanya Pak Surya Paloh akan menjadi formatur tunggal yang akan menentukan pengurus yang baru," jelasnya. Lalu apakah langkah mengambil kendali Partai NasDem ini adalah langkah awal Surya Paloh di Pilpres 2014? Apakah langkah Surya Paloh direstui oleh koleganya, Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Harry Tanoesoedibjo? "Kita belum berbicara capres, fokus kita ke Pileg 2014, kalau kita minimal nomor satu atau dua kita akan mengajukan capres. Kalau masalah Pak Harry Tanoe kan beliau saat ini sudah menjadi Ketua Dewan Pakar Partai NasDem," tandasnya.

Visitors

CALEG NASDEM KAB BOGOR DAPIL 6 NO URUT 8

CALEG NASDEM KAB BOGOR DAPIL 6 NO URUT 8

Translate

Berbagi dengan sesama kunci kesuksesan

follower

Arsip Blog

Pencarian

Entri Populer