KETUA Umum Organisasi Kemasyarakatan Nasional Demokrat Surya Paloh mengatakan Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat untuk menjalankan pemerintahan yang efektif.
"Indonesia harus mampu menampilkan keteladanan pemimpinnya. Keteladanan akan tercapai jika ada kerja sama antara masyarakat dan pemerintah," tandas Surya Paloh saat memperingati Hari Kelahiran Pancasila.
Hari Kelahiran Pancasila diperingati Nasional Demokrat di Lapangan Silang Monas, Jakarta, kemarin. Peringatan yang dikemas dalam bentuk apel besar itu dihadiri 50.000 orang, termasuk 25.000 Garda Nasional Demokrat, organisasi sayap Nasional Demokrat.
Surya mengajak seluruh warga, khususnya Garda Nasional Demokrat, untuk terus menjaga kemurnian Pancasila. "Masyarakat Indonesia, terutama Garda Nasional Demokrat, harus berdiri paling depan menjaga Pancasila untuk menghentikan distorsi dan demoralisasi yang sedang melanda bangsa ini," tandasnya.
Menurut Surya, para pendiri negara telah bersusah payah mencetuskan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Oleh karena itu, kata dia, sebagai penerus bangsa, kita wajib menjaga Pancasila.
"Pancasila bukan sebagai deklarasi kemerdekaan atau semangat individualisme dan liberalisme, bukan pula sebagai kelanjutan komunisme, yang mengembangkan paham sosialis," ungkapnya.
Surya mengungkapkan, Pancasila merupakan ideologi yang hanya dimiliki bangsa Indonesia, dalam mengarungi perjalanan zaman yang telah dilewati negeri ini. "Berikan tempat terhormat agar Pancasila terus hidup dan bukan ditempatkan sebagai sebuah benda mati," katanya.
Pada kesempatan itu, Surya mengingatkan bahwa demokrasi di Indonesia belum mencapai tujuannya. Demokrasi bisa efektif apabila memiliki pemimpin yang kuat dan mampu memberikan keteladanan kepada rakyatnya.
"Indonesia harus mampu menampilkan keteladanan pemimpinnya. Keteladanan akan tercapai jika ada kerja sama antara masyarakat dan pemerintah," tandas Surya Paloh saat memperingati Hari Kelahiran Pancasila.
Hari Kelahiran Pancasila diperingati Nasional Demokrat di Lapangan Silang Monas, Jakarta, kemarin. Peringatan yang dikemas dalam bentuk apel besar itu dihadiri 50.000 orang, termasuk 25.000 Garda Nasional Demokrat, organisasi sayap Nasional Demokrat.
Surya mengajak seluruh warga, khususnya Garda Nasional Demokrat, untuk terus menjaga kemurnian Pancasila. "Masyarakat Indonesia, terutama Garda Nasional Demokrat, harus berdiri paling depan menjaga Pancasila untuk menghentikan distorsi dan demoralisasi yang sedang melanda bangsa ini," tandasnya.
Menurut Surya, para pendiri negara telah bersusah payah mencetuskan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Oleh karena itu, kata dia, sebagai penerus bangsa, kita wajib menjaga Pancasila.
"Pancasila bukan sebagai deklarasi kemerdekaan atau semangat individualisme dan liberalisme, bukan pula sebagai kelanjutan komunisme, yang mengembangkan paham sosialis," ungkapnya.
Surya mengungkapkan, Pancasila merupakan ideologi yang hanya dimiliki bangsa Indonesia, dalam mengarungi perjalanan zaman yang telah dilewati negeri ini. "Berikan tempat terhormat agar Pancasila terus hidup dan bukan ditempatkan sebagai sebuah benda mati," katanya.
Pada kesempatan itu, Surya mengingatkan bahwa demokrasi di Indonesia belum mencapai tujuannya. Demokrasi bisa efektif apabila memiliki pemimpin yang kuat dan mampu memberikan keteladanan kepada rakyatnya.
Apel besar itu dihadiri sejumlah tokoh di antaranya mantan Wapres Jusuf Kalla, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Pancasila sebagai wahana untuk mensukseskan pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar